In The Bag
Judul Buku: In The Bag
Pengarang: Kate Klise (2012)
Penerjemah: Nurkinanti Laraskusuma
Tebal: 376 halaman; 13,5 x 20 cm
Cetakan: 1, Oktober 2013
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Mereka menumpang pesawat yang sama, dari Chicago menuju Paris. Andrew Nelson dan putranya, Webb, yang berasal dari St. Louis, tidak singgah di Paris. Mereka akan melanjutkan perjalanan ke Madrid, Spanyol. Andrew memperoleh pekerjaan mendesain festival seni digital di Palacio de Cristal (Crystal Palace), Madrid. Pameran bertajuk Love in the Postdigital Age ini dikuratori Solange Bartel, wanita asal Paris. Daisy Sprinkle dan putrinya, Coco, singgah di Paris alasannya yaitu mereka memang tiba untuk berlibur selama seminggu. Mereka bermalam di apartemen Solange yang sedang berada di Madrid.
Sepanjang perjalanan Chicago-Paris, Andrew menghabiskan waktu untuk memperhatikan Daisy. Sebelumnya, secara tidak sengaja, Andrew sudah menyenggol lengan Daisy dan menumpahkan anggur yang sedang diminum wanita itu ke blusnya. Saat itu, tentu saja, mereka masih sesama orang gila yang tidak saling kenal. Saking terpikatnya dengan Daisy, Andrew eksklusif berminat makan malam dengan Daisy. Keinginannya itu dituangkannya dalam selembar kertas yang kemudian diselipkannya dalam tas Daisy di saat mendarat di Bandara Charles de Gaulle. Ia berharap Daisy akan meresponsnya, dan jadinya ia menuliskan alamat emailnya juga.
Saat membuka tas di kawasan tujuan masing-masing, Webb dan Coco mengenali kalau tas mereka sudah tertukar di Bandara Charles de Gaulle. Webb yang memiliki gagasan mengontak Coco begitu mendapatkan alamat email gadis itu di saku tas. Maka pertukaran tas pun menjelma pertukaran email diam-diam yang mendekatkan mereka dari jauh dan membuahkan kesempatan untuk bertemu. Kesempatan berjumpa terbuka di saat Solange meminta Daisy membantunya di Madrid. Daisy yang yaitu chef beken di Chicago akan mempersiapkan makanan untuk resepsi pembukaan festival alasannya yaitu petugas katering yang sebelumnya sudah siap berhalangan. Coco yang memang enggan menolong ibunya menyuguhkan makanan merasa tidak yummy tubuh sehingga terpaksa Daisy berangkat ke Madrid tanpa putrinya itu. Webb yang lebih senang menghabiskan waktu di depan komputer dibandingkan dengan menjelajahi Madrid dan bikin Andrew kurang bahagia pastikan pergi ke Paris, naik kereta api selama tiga belas jam.
Kalau Webb berjumpa Coco di Paris, maka perjalanan Daisy ke Madrid mempertemukannya dengan Andrew. Pertemuan mereka terjadi pada di saat program pembukaan pameran. Interaksi kagetan bikin mereka saling terbuka satu sama lain. Diam-diam, menyerupai yang sudah dicicipi sebelumnya oleh Andrew, Daisy pun kesengsem pada ayah Webb. Sayangnya, relasi di antara mereka tidak berjalan sesuai harapan. Daisy kecewa dan menilai Andrew tidak berlainan dengan pria lain yang pernah dikenalnya. Penyebabnya gotong royong sepele: Andrew tidak mau menampilkan alamat emailnya. Daisy tentunya tidak tahu jikalau Andrew menampilkan alamat emailnya, maka ia akan mengenali Andrew yaitu pria iseng yang memasukkan pesan ke dalam tasnya.
Secara bergantian, Andrew, Webb, Daisy, dan Coco akan bertindak selaku narator orang pertama dongeng perjalanan mereka ke Eropa, tertukar tas, dan jatuh cinta. Masing-masing punya gaya sendiri untuk mendedahkan dongeng dan pengamatan mereka kepada apa yang terjadi, sehingga tanpa mencantumkan nama-nama narator pun, kita sudah mengenali siapa yang tengah berkisah. Masing-masing berkisah sesuai usia dan gender, Webb dan Coco dengan gaya remaja sedangkan Andrew dan Daisy dengan gaya orang dewasa. Cara berkisah yang khas kian memperkuat karakterisasi.
Kebetulan, boleh dibilang, ialah andalan Kate Klise dalam menulis In The Bag yang yaitu novel remaja pertamanya. Para huruf novel kebetulan berjumpa dalam pesawat menuju Paris. Secara kebetulan tas Webb tertukar dengan tas Coco dan Webb mendapatkan alamat email Coco. Pertemuan Daisy dan Andrew di Madrid pun terjadi secara kebetulan. Bahkan salah satu kebetulan akan bikin ketegangan di penggalan epilog novel yang menyeleksi kelanjutan relasi di antara keempat huruf utama novel ini. Untunglah, Kate Klise sukses mengemas kebetulan menjadi rangkaian dongeng yang menawan dan terasa wajar. Akankah mereka berjumpa kembali? Atau dongeng perjalanan ke Eropa yang mereka alami cuma akan menjadi salah satu ingatan yang patut ditinggalkan di belakang?
In The Bag dipecah ke dalam tujuh penggalan yang diberi judul dengan nama-nama hari selama sepekan di saat dongeng berlangsung. Sebelum membaca dongeng yang ada, tidak ada salahnya memperhatikan baik-baik ilustrasi pada halaman judul setiap penggalan untuk lebih mengerti apa yang ditangani keempat huruf utama novel dalam perjalanan mereka di Eropa.
Secara keseluruhan In The Bag yaitu suatu novel yang yummy dibaca dan menghibur. Ditulis dengan ringan dan semangat humor yang kerap menggelikan, kita akan bersenang-senang mengikuti perjalanan kerja dan piknik keempat huruf utama novel sekaligus perjalanan dan petualangan mendapatkan persahabatan dan tentu saja, cinta.
Sepanjang perjalanan Chicago-Paris, Andrew menghabiskan waktu untuk memperhatikan Daisy. Sebelumnya, secara tidak sengaja, Andrew sudah menyenggol lengan Daisy dan menumpahkan anggur yang sedang diminum wanita itu ke blusnya. Saat itu, tentu saja, mereka masih sesama orang gila yang tidak saling kenal. Saking terpikatnya dengan Daisy, Andrew eksklusif berminat makan malam dengan Daisy. Keinginannya itu dituangkannya dalam selembar kertas yang kemudian diselipkannya dalam tas Daisy di saat mendarat di Bandara Charles de Gaulle. Ia berharap Daisy akan meresponsnya, dan jadinya ia menuliskan alamat emailnya juga.
Saat membuka tas di kawasan tujuan masing-masing, Webb dan Coco mengenali kalau tas mereka sudah tertukar di Bandara Charles de Gaulle. Webb yang memiliki gagasan mengontak Coco begitu mendapatkan alamat email gadis itu di saku tas. Maka pertukaran tas pun menjelma pertukaran email diam-diam yang mendekatkan mereka dari jauh dan membuahkan kesempatan untuk bertemu. Kesempatan berjumpa terbuka di saat Solange meminta Daisy membantunya di Madrid. Daisy yang yaitu chef beken di Chicago akan mempersiapkan makanan untuk resepsi pembukaan festival alasannya yaitu petugas katering yang sebelumnya sudah siap berhalangan. Coco yang memang enggan menolong ibunya menyuguhkan makanan merasa tidak yummy tubuh sehingga terpaksa Daisy berangkat ke Madrid tanpa putrinya itu. Webb yang lebih senang menghabiskan waktu di depan komputer dibandingkan dengan menjelajahi Madrid dan bikin Andrew kurang bahagia pastikan pergi ke Paris, naik kereta api selama tiga belas jam.
Kalau Webb berjumpa Coco di Paris, maka perjalanan Daisy ke Madrid mempertemukannya dengan Andrew. Pertemuan mereka terjadi pada di saat program pembukaan pameran. Interaksi kagetan bikin mereka saling terbuka satu sama lain. Diam-diam, menyerupai yang sudah dicicipi sebelumnya oleh Andrew, Daisy pun kesengsem pada ayah Webb. Sayangnya, relasi di antara mereka tidak berjalan sesuai harapan. Daisy kecewa dan menilai Andrew tidak berlainan dengan pria lain yang pernah dikenalnya. Penyebabnya gotong royong sepele: Andrew tidak mau menampilkan alamat emailnya. Daisy tentunya tidak tahu jikalau Andrew menampilkan alamat emailnya, maka ia akan mengenali Andrew yaitu pria iseng yang memasukkan pesan ke dalam tasnya.
Secara bergantian, Andrew, Webb, Daisy, dan Coco akan bertindak selaku narator orang pertama dongeng perjalanan mereka ke Eropa, tertukar tas, dan jatuh cinta. Masing-masing punya gaya sendiri untuk mendedahkan dongeng dan pengamatan mereka kepada apa yang terjadi, sehingga tanpa mencantumkan nama-nama narator pun, kita sudah mengenali siapa yang tengah berkisah. Masing-masing berkisah sesuai usia dan gender, Webb dan Coco dengan gaya remaja sedangkan Andrew dan Daisy dengan gaya orang dewasa. Cara berkisah yang khas kian memperkuat karakterisasi.
Kebetulan, boleh dibilang, ialah andalan Kate Klise dalam menulis In The Bag yang yaitu novel remaja pertamanya. Para huruf novel kebetulan berjumpa dalam pesawat menuju Paris. Secara kebetulan tas Webb tertukar dengan tas Coco dan Webb mendapatkan alamat email Coco. Pertemuan Daisy dan Andrew di Madrid pun terjadi secara kebetulan. Bahkan salah satu kebetulan akan bikin ketegangan di penggalan epilog novel yang menyeleksi kelanjutan relasi di antara keempat huruf utama novel ini. Untunglah, Kate Klise sukses mengemas kebetulan menjadi rangkaian dongeng yang menawan dan terasa wajar. Akankah mereka berjumpa kembali? Atau dongeng perjalanan ke Eropa yang mereka alami cuma akan menjadi salah satu ingatan yang patut ditinggalkan di belakang?
In The Bag dipecah ke dalam tujuh penggalan yang diberi judul dengan nama-nama hari selama sepekan di saat dongeng berlangsung. Sebelum membaca dongeng yang ada, tidak ada salahnya memperhatikan baik-baik ilustrasi pada halaman judul setiap penggalan untuk lebih mengerti apa yang ditangani keempat huruf utama novel dalam perjalanan mereka di Eropa.
Secara keseluruhan In The Bag yaitu suatu novel yang yummy dibaca dan menghibur. Ditulis dengan ringan dan semangat humor yang kerap menggelikan, kita akan bersenang-senang mengikuti perjalanan kerja dan piknik keempat huruf utama novel sekaligus perjalanan dan petualangan mendapatkan persahabatan dan tentu saja, cinta.
** Baca dan Posting Bareng BBI Desember 2013 buku dengan tema liburan
