Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

The Rise Of Nine




Judul Buku: The Rise of Nine
Pengarang: Pittacus Lore
Penerjemah: Nur Aini
Tebal: 404 halaman
Cetakan: 1, April 2013
Penerbit: Mizan Fantasi








Jobie Hughes, penulis bayangan yang bareng James Frey menggunakan pseudonim Pittacus Lore, sudah hengkang dari proyek The Lorien Legacies. Hughes cuma menulis dua buku pertama dari serial yang mulanya dijadwalkan akan berisikan empat buku. Hengkangnya Hughes dari proyek ini memang kontroversial lantaran menyusul terungkapnya kontrak merugikan yang ditandatanganinya dengan penerbit Full Fathom Five yang diresmikan James Frey. Hughes-lah yang menulis kedua buku pertama sedangkan Frey cuma sekadar menampilkan gagasan. Untuk melanjutkan proyek The Lorien Legacies, Frey merekrut penulis bayangan lain yang tidak dikenal. Tantangan paling besar yang dihadapi oleh penulis gres yakni menjaga konsistensi dan menetapkan arah gres bagi perguliran dongeng para Garde. Apalagi kabarnya, balasannya The Lorien Legacies akan menjadi enam buku. 

Meskipun Nomor Sembilan dimaktubkan dalam judul, sebetulnya ia tidak menjadi sentral dongeng dalam novel ini. Bahkan ia tidak menjadi narator orang pertama seumpama di saat Nomor Empat (I am Number Four) dan Nomor Enam (The Power of Six) disematkan dalam judul. Kali ini, pengarang menegaskan tiga Garde yakni Nomor Empat, Nomor Enam, dan Nomor Tujuh selaku narator orang pertama. 

Sampai di buku kedua, The Power of Six, sudah dimunculkan lima Garde yakni Nomor Empat (John Smith), Nomor Enam, Nomor Tujuh (Marina), Nomor Sembilan, dan Nomor Sepuluh (Ella). Karena ternyata ada sepuluh Garde yang tiba dari Lorien, dengan simpulan hidup tiga Garde pertama, memiliki arti yang belum timbul yakni Nomor Lima dan Nomor Delapan. Sebagaimana diungkapkan dalam buku kedua, mantra yang melindungi para Garde sehingga mereka cuma bisa dibunuh sesuai urutan sudah dipatahkan. Oleh lantaran itu mereka perlu bersatu dan menggalang kekuatan untuk menghadapi pasukan Mogadorian dengan pemimpinnya, Setrákus Ra. 

Kesepuluh Garde mewarisi kesanggupan sepuluh Tetua Lorien. Salah satu dari mereka mewarisi Pusaka Pittacus Lore, yang dapat terhubung dengan Setrákus Ra dan mengalahkan Mogadorian. Karena sejak permulaan dikisahkan Nomor Empat bisa menyaksikan visi atau mimpi berafiliasi dengan Setrákus Ra, ia memikirkan dirinya selaku pewaris Pusaka Pittacus Lore. Tapi ternyata bukan cuma dirinya yang dapat terhubung dengan Setrákus Ra.

Bersama Marina, Ella, dan Crayton -Cêpan (tidak resmi) Ella- Nomor Enam pergi ke India untuk mendapatkan seorang anak pria yang diandalkan Crayton selaku salah satu Garde. Anak pria itu memiliki kekuatan luar biasa. Ia bisa merubah wujudnya menjadi binatang atau makhluk lain dan diyakini sebagian pemercayanya selaku reinkarnasi Wisnu, salah satu tuhan Hindu. Crayton meyakini kalau anak itu memiliki semua Pusaka yang sanggup melawan Mogadorian dan membunuh Setrákus Ra. Dengan kata lain, ia mewarisi Pusaka Pittacus Lore. Anak pria itu memang salah satu Garde yakni Nomor Delapan (Joseph/Naveen). Ia pun sudah kehilangan Cêpan-nya dan bertahan hidup di wilayah pegunungan Himalaya. Karena seumpama Nomor Empat ia pun bisa terhubung dengan Setrákus Ra, siapa Garde yang mewarisi semua Pusaka Pittacus Lore belum bisa dipastikan. (Kisah Nomor Delapan setelah Cêpan-nya, Reynolds, tewas dibunuh dan pertemuannya dengan Devdan, bisa dibaca dalam cerpen Eight's Origin).  

Sementara ketiga Garde wanita dan Crayton menjumpai Nomor Delapan, Nomor Empat melanjutkan perjalanan melintasi Amerika Serikat bareng Nomor Sembilan. Dalam The Power of Six, Nomor Empat dan Nomor Enam berpisah lantaran Nomor Enam hendak bergabung dengan Garde di Spanyol sedangkan Nomor Empat ingin mendapatkan peti Loric-nya. Nomor Empat pergi ke gua Mogadorian di West Virginia dengan Sam, namun setelah mendapat peti Loric-nya dan membebaskan Nomor Sembilan yang ditahan di sana, Sam malah menjadi tawanan Mogadorian. 

Berbeda dengan Nomor Empat, Nomor Sembilan tidak acuh dengan keamanan Bumi, wilayah ia bersembunyi dari Mogadorian. Kemungkinan sikap ini disebabkan pengkhianatan insan yang menewaskan Sandor, Cêpan-nya. Itulah sebabnya, ia pun tidak bersepakat dengan Nomor Empat yang ingin kembali ke gua Mogadorian untuk menyelamatkan Sam. Tapi sesungguhnya, Nomor Sembilan yang bertingkah usil dan mengesalkan tidak sepenuhnya buruk. Terkadang, ia mau membela insan jikalau ditindas insan lain. Secara kemampuan, Nomor Sembilan pun bisa menangani Nomor Empat. Meskipun tidak sependapat, Nomor Empat mengikuti Nomor Sembilan ke Chicago, untuk menjenguk wilayah ia dibesarkan dan menjalani kehidupan berlawanan dengan kehidupan Nomor Empat dan Henri, Cêpan-nya. 

Dalam perjalanan kedua golongan Garde itu, mereka tidak dapat membebaskan diri dari Mogadorian. Di Himalaya, Mogadorian memaksa Nomor Delapan mempergunakan Pusakanya lainnya yakni melakukan teleportasi. Sementara di Amerika, Nomor Empat dan Nomor Sembilan mesti menghadapi FBI yang bersekongkol dengan Mogadorian. Pada akhirnya, mereka mesti berjumpa dan bersatu menghadapi Mogadorian dan pemimpinnya, Setrákus Ra. Mereka mempertaruhkan nyawa dan menyaksikan dalam keadaan kritis, ternyata ada Pusaka lain yang bermunculan.

Di pegunungan Himalaya ada serangkaian ramalan yang diukirkan di suatu gua perihal usaha para Garde melawan Mogadorian. Apa yang termaktub di sana, hingga dikala ditemukan, sungguh-sungguh sudah terjadi. Ukiran itu pun mengungkapkan bahwa salah satu dari Garde akan mengalami kematian. Nomor Delapan sudah menghancurkan goresan itu lantaran dirinyalah yang diramalkan akan menjadi korban Mogadorian berikutnya.

Benarkah demikian? 

Hingga buku ketiga dari The Lorien Legacies ini dituntaskan, Nomor Lima belum dimunculkan. Kehadirannya cuma terdeteksi menggunakan tujuh bola yang membentuk metode tatasurya Lorien dari peti Loric milik Nomor Empat. Ia sedang berada di Amerika Selatan, dan terakhir terdeteksi berada di Jamaika. Identitas dan Pusaka yang dimilikinya masih menjadi pertanyaan. Mungkinkah dirinya yang mewarisi semua Pusaka Pittacus Lore, mengingat tersisa dirinya Garde yang belum dimunculkan? Kalau benar apa yang disampaikan Marina di kepingan permulaan The Power of Six, Nomor Lima yakni seorang perempuan. Ia yakni gadis di Argentina yang menyelamatkan seorang lelaki yang tertimpa lempeng beton seberat lima ton lantaran gempa (edisi Indonesia, hlm. 10).

Salah satu dari sepuluh Garde mewarisi semua Pusaka Pittacus Lore. Warisan ini bisa mengalahkan Setrákus Ra. Pengungkapan ini menghasilkan saya bertanya-tanya seumpama dikala membaca I am Number Four: mengapa mesti para Garde dan bukan Pittacus Lore sendiri yang menghadapi dan mengalahkan Setrákus Ra, kalau ia punya kesanggupan luar biasa? Dalam I am Number Four disebutkan kalau Pittacus Lore masih hidup dan sedang berada di Bumi untuk merencanakan peperangan yang hendak menegaskan nasib Bumi. Di mana Tetua ini bersembunyi dan membiarkan para Garde diburu, dibunuh, dan bonyok menghadapi para Mogadorian? 

Nomor Sepuluh masih membuat pertanyaan lantaran hingga kedatangan keduanya dalam serial ini belum menampilkan tugas yang signifikan. Seharusnya ada argumentasi besar yang menghasilkan pengarang menetapkan kemunculannya dan merubah jumlah Garde dari sembilan menjadi sepuluh. Mungkinkah kedatangan Ella akan kokoh terhadap keberadaan Garde lain?

Sejak awal, The Rise of Nine sudah menampilkan kontrak adanya dongeng petualangan seru yang menegangkan. Sesampai di India, ketiga Garde wanita dan Cêpan terakhir, secepatnya menjadi target penyerbuan dan mau tidak mau terlibat dalam pertempuran. Padahal yang mereka hadapi bukanlah Mogadorian. Perjalanan mereka selanjutnya diliputi ketegangan lantaran jejak-jejak Mogadorian sudah tertinggal di India. Pertempuran yang seru terjadi setelah para Garde bersatu padu melawan Setrákus Ra dan para Mogadorian. Kita akan dilibas pertanyaan: siapakah di antara Garde yang hendak menyusul tiga Garde pertama? Pertempuran di penghujung novel cukup mendebarkan namun belum terlalu memuaskan. Meski kekuatan para Garde makin meningkat, mereka belum cukup bisa mengalahkan kaum Mogadorian. Mereka perlu menggembleng Pusaka dan memadukannya untuk melawan Mogadorian. Masalahnya, belum semua Garde dimunculkan. Mengingat The Lorien Legacies masih jauh dari final, ada kesempatan ditetaskannya kisah-kisah lebih seru, menegangkan, dan bikin puas dalam sekuel berikutnya. 

The Rise of Nine mengungkap sedikit perihal tiga Garde pertama yang sudah tewas. Ternyata, Nomor Satu dan Nomor Dua yakni Garde perempuan. Sedangkan Nomor Tiga yang dibunuh Mogadorian di kepingan permulaan I am Number Four adalah seorang anak laki-laki. Dalam I am Number Four, Nomor Tiga dibunuh di Kongo, namun pada sampul belakang The Power of Six disebutkan di Kenya. Inkonsistesi ini berlanjut dalam dongeng pelengkapnya, The Lost Files: The Fallen Legacies. Untuk mengenali apa yang terjadi pada ketiga Garde yang sudah tewas, direkomendasikan untuk membaca The Lost Files: The Fallen Legacies dan The Lost Files: The Search for Sam. Di dalam kedua dongeng komplemen itu, kita akan mengikuti perjalanan Adamus Sutekh, anak jenderal Mogadorian yang menyaksikan simpulan hidup Nomor Satu dan memasuki benak sang Garde yang sudah tewas. Nomor Satu akan memindahkan pusakanya terhadap Adamus yang memampukannya menyelamatkan Sam dan ayahnya, Malcom Goode.

Menyusul The Rise of Nine, buku keempat The Lorien Legacies (tidak dijumlah The Lost Files) yang berjudul The Fall of Five akan beredar mulai 27 Agustus 2013. Rasanya tidak sabar lagi untuk mengenali jati diri dan Pusaka yang dimiliki Nomor Lima. Sambil berharap, keraguan yang masih timbul selama membaca buku ketiga dari The Lorien Legacies ini bisa dihilangkan.







Simak blurb dari Goodreads.com di bawah ini:


The Garde are finally reunited, but do they have what it takes to win the war against the Mogadorians?

John Smith—Number Four—thought that things would change once the Garde found each other. They would stop running. They would fight the Mogadorians. And they would win.

But he was wrong. After facing off with the Mogadorian ruler and almost being annihilated, the Garde know they are drastically unprepared and hopelessly outgunned. Now they’re hiding out in Nine’s Chicago penthouse, trying to figure out their next move.

The six of them are powerful, but they’re not strong enough yet to take on an entire army—even with the return of an old ally. To defeat their enemy, the Garde must master their Legacies and learn to work together as a team. More importantly, they’ll have to discover the truth about the Elders and their plan for the Loric survivors.

And when the Garde receive a sign from Number Five—a crop circle in the shape of a Loric symbol—they know they are so close to being reunited. But could it be a trap? Time is running out, and the only thing they know for certain is that they have to get to Five before it’s too late.

The Garde may have lost battles, but they will not lose this war.

Lorien will rise again.